Minggu, 26 Desember 2010

LAPO RAN PERJALANAN KE OBJEK WISATA CANDI BOROBUDUR SMA NEGERI 1 MOGA TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

LAPO RAN PERJALANAN
KE
OBJEK WISATA CANDI BOROBUDUR
SMA NEGERI 1 MOGA
TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

Karya tulis ini disusun sebagai laporan hasil perjalanan ke objek wisata di daerah Yogyakarta & sekitarnya untuk memenuhi tugas akhir semester genap kelas VIII tahun pelajaran 2009 / 2010







Disusun oleh :
1. M. KHOERUZZAMAN



PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA DAERAH
SMA NEGERI 1 MOGA
TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
LAPORAN HASIL PERJALANAN


A. LOKASI
Candi Borobudur terletak di kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Twngah. Candi ini dan kota Magelang terletak di sebelah selatan + 15 km dalam jarak lurus. Dataran Kedu yang berbukit, hampir seluruhnya dilingkari pegunungan. Gunung yang melingkari candi Borobudur antara lain : sebelah timur terdapat gunung Merbabu dan gunung Merapi, barat laut Sumbing dan gunung Sindoro, dan keempat gunung tersebut hanya gunung Merapi yang masih aktif sebagai gunung berapi. Di sebelah utara terdapat gunung Tidar, walaupun tidak sebesar gunung tersebut di atas namun gunung ini terkenal dengan sebutan “Pakuning Tanah Jowo”. Sedang sebelah selatan terdapat pegunungan Menoreh, bila dilihat dari candi Borobudur, puncak-puncak yang menjulang tinggi, nampak serupa dengan seseorang yang sedang tidur terlentang membujur dari timur ke barat. Lekukan-lekukan pegunungan itu seolah menggambarkan kepala lengkap dengan hidung, bibir dan dagu juga bagian perut samapi kaki. Karena keadaan seperti itulah maka cerita rakyat berkembang bahwa yang sedang tidur terlentang itu adalah GUNADHARMA, yaitu ahli bangunan yang menurut kepercayaan telah berhasil enciptakan candi Borobudur dan menjaganya sambil mengawasi ciptaannya dari masa ke masa.b disebelah selatan candi Borobudur terdapat candi Pawon dan candi Mendut.
Cadi Pwon, mempunyai bilik, didalamnya tak terdapat satu petungpun juga tidak diketahui Dewa siapa yang dipuja. Oleh karena itu tidak dapat dipastikan apa fungsi candi pawon dalam hubungannya dengan candi Borobudur. Dimungkinkan candi Pawon sebagai tempat istirahat dalam perjalanan ziarah, karena letak candi ini di antara candi Mendud dan candi Borobudur.
Candi Mendut sebagai tempat pemujaan. Di dalam bilik terdapat sebuah patung Budha (besar) yang menggambarkan sang Budha sedang duduk di atas singasana, sikap tangan menggambarkan saat ia pertama kali memberikan wejangan di taman Rusa. Patung tersebut diapit oleh pengiringnya yakni AWALQKITESWARA dan WAJRAPANI.
Candi Borobudur terletak paling barat diantara tiga candi tersebut.

Denah candi Borobudur, lengkap dngan posisi stupa yang berada pada teras LII dan III, serta dinding langkan tingkat I –v dan juga gapura serta tangga naik turu pada keempat sisinya (timur, selatan, barat dan utara).

B. NAMA, ARTI dan FUNGSI
Mengenai arti dan nama candi Borobudur sampai sekarang memang belum jelas. Namun menurut Soesirman,Drs dalam bukunya “Borobudur salah satu keajaiban dunia” menjelaskan antar lain sebagai berikut.
Nama Borobudur berasal dari gabungan kata-kata Boro dan Budur, Boro berasal dari kata sanskerta “vihara” yang berarti komplek candi dan bihara atau juga asrama(menurut Poerbatjaraka dan Stutterheim). Sedangkan Budur dalam bahasa Bali “Beduhur” yang artinya atas. Jadi nama Borobudur berarti asrama! Bihara (klompok candi yang terletak di atas bukit).
Memang dihalaman barat laut dari candi Borobudur sewaktu diadakan penggalian ditemukan sisa-sisa bekas sebuah bangunan yang dimungkinkan bangunan bihara. Pendapat lain dikemukakan oleh Casparis berdasarkan prasasti Sri Kahulunan (842 M). Di dalam prasasti tersebut terdapat nama sebuah kuil “Bhumisambhara” yangmenurutnya nama itu tidak lengkap. Agaknya masihada lagi sepatah kata untuk “gunung” dibelakangnya, sehingga nama seluruhnya seharusnya “Bhumisambhara Budhara”. Dan kata inilah akhirnya terjadi nama Borobudur.
Masih banyak lagi teori-teori dari para ahli tentang arti nama Borobudur. Borobudur adalah bangunan umat Budha. Di India bangunan yang berhubungan dengan ajaran Budha disebut stupa, ialah bangunan yang berbentuk kubah berdiri di atas sebuah lapik dan diberi payng di atasnya. Adapun arti dari pada stupa itu adalah :
• sebagaim tempat penyimpan relief (peninggalan-peninggalan) yang dianggap suci benda-benda, pakaian, tulang belulang sang Budha, arhat dan bhiksu terkemuka), dinamakan juga Dhatu grabha (Dagoba).
• Sebagai tanda peringatan dan penghormatan sang Bhuda.
• Sebagai lambang suci umat Bhuda.

Bangunan Borobudur pada hakekatnya adalah stupa juga yang karena mengalami perkembangan yang lama, mempunyai bentuk arsitektur yang lain dan pada yang terdapat di negara-negara penganut Budha lainnya.
Pada piagam dan tahun 842 M, ada terdapat kalimat “Kamulan Bhumisambhara”, kamulan berasal dari kata sansekerta mula sedangkan Bhumisambhana diartikan menjadi Borobudur. Dengan demikian bangunan Borobudur menurut Casparis adalam tempat pemujaan atau penghormatan nenek moyang dari Wangsa Syailendra.

C. BENTUK

Candi Borobudur adalah salah satu dari 7 keajaiban dunia yang dikenal sampai sekarang, setiap bangunan candi Borobudur mengandung arti dan makna yang tersimpan dan banyak juga mengandung nilai-nilai sejarah yang tinggi. Contohnya dari bangunan patung singa berarti yang berada pada halaman sisi barat ang juga menghadap ke barat, seiolah-olah sedang menjaga bangunan candi yang megah dan bagus itu.
Begitu juga dengan stupa induk yang berada di tengah-tengah dan paling atas, merupakan ahkota penghias bangunan candi Borobuduryang anggun dan mempesona. Nampak juga stupa berlubang yang pada bagian dalamnya terdapat patung Budha, stupa teras II dan teras II, sedangkan stupa teras I tidak terlihat. Dari situlah kita dapat mengambil makna bahwa sungguh besar keagungan Tuhan ini

Museum Dirgantara Mandala
Museum ini terletak di ujung utara Kabupaten Bantul perbatasan dengan Kabupaten Sleman tepatnya di komplek Pangkalan Udara TNI-AU Adisucipto Yogyakarta. Museum ini banyak menampilkan sejarah kedirgantaraan bangsa Indonesia serta sejarah perkembangan angkatan udara RI pada khususnya. Selain terdapat diorama
juga terdapat bermacam-macam jenis pesawat yang dipergunakan pada masa perjuangan. Beberapa model dari pesawat tersebut adalah milik tentara jepang yang digunakan oleh angkatan udara Indonesia

Keberadaan Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala berdasarkan atas gagasan dari Pimpinan TNI AU untuk mengabadikan dan mendokumentasikan segala kegiatan dan peristiwa bersejarah di lingkungan TNI AU. Hal tersebut telah lama dituangkan dalam Keputusan Menteri/ Panglima Angkatan Udara No. 491, tanggal 6 Agustus 1960 tentang Dokumen dan Museum Angkatan Udara. Setelah mengalami proses yang lama, pada tanggal 21 April 1967, gagasan itu dapat diwujudkan dan organisasinya berada di bawah Pembinaan Asisten Direktorat Budaya dan Sejarah Menteri Panglima Angkatan Udara di Jakarta. Berdasarkan Instruksi Menteri/ Panglima Angkatan Udara Nomor 2 tahun 1967, tanggal 30 Juli 1967 tentang peningkatan kegiatan bidang sejarah, budaya, dan museum, maka Museum Angkatan Udara mulai berkembang dengan pesat. Berkat perhatian yang besar, baik dari Panglima Angkatan Udara maupun Panglima Komando Wilayah Udara V (Pang Kowilu V), pada tanggal 4 April 1969 Museum Pusat TNI AU yang berlokasi di Markas Komando Udara V, di Jalan Tanah Abang Bukit Jakarta, diresmikan oleh Panglima Angkatan Udara Laksamana Roesmin Noerjadin.

Berdasarkan berbagai pertimbangan bahwa kota Yogyakarta pada periode 1945-1949 mempunyai peranan penting dalam sejarah, yaitu tempat lahirnya TNI AU dan pusat kegiatan TNI AU, serta merupakan kawah Candradimuka bagi Kadet Penerbang/ Taruna Akademi Angkatan Udara. Berdasarkan Keputusan Kepala Staf TNI AU Nomor Kep/11/IV/1978, museum yang semula berkedudukan di Jakarta, kemudian dipindahkan ke Yogyakarta. Selanjutnya, berdasarkan Surat Keputusan Kepala Staf TNI AU Nomor Skep/04/IV/1978 tanggal 17 April 1978, museum yang berlokasi di Kampus Akabri Bagian Udara itu ditetapkan oleh Marsekal TNI Ashadi Tjahyadi menjadi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, pada tanggal 29 Juli 1978 yang bertepatan dengan peringatan Hari Bhakti TNI AU. Perkembangan selanjutnya, museum itu tidak dapat menampung lagi koleksi alutsista yang ada karena lokasinya yang sukar dijangkau oleh umum dan kendaraan. Oleh karena itu, Pimpinan TNI AU memutuskan untuk memindahkannya ke gedung bekas pabrik gula di Wonocatur Lanud Adisucipto. Sebelum pemindahan dilakukan gedung itu direhabilitasi untuk dijadikan Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala. Pada tanggal 17 Desember 1982, Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi menandatangani prasasti sebagai bukti dimulainya rehabilitasi gedung itu.

Penggunaan dan pembangunan kembali gedung bekas pabrik gula itu diperkuat dengan Surat Perintah Kepala Staf TNI AU Nomor Sprin/05/IV/1984, tanggal 11 April 1984. Dalam rangka memperingati Hari Bhakti TNI AU, tanggal 29 Juli 1984, Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Sukardi meresmikan gedung yang sudah direhabilitasi itu sebagai gedung Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala. Lokasi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala itu berada di Pangkalan Udara Adisucipto, di bawah Sub Dinas Sejarah, Dinas Perawatan Personel TNI AU, Jakarta.

Bangunan, Gedung Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala yang ditempati sekarang adalah bekas pabrik gula Wonocatur pada zaman Belanda, sedangkan pada zaman Jepang digunakan untuk gudang senjata dan hanggar pesawat terbang.

Koleksi, Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala memamerkan benda-benda koleksi sejarah, antara lain : koleksi peninggalan para pahlawan udara, diorama, pesawat miniatur, pesawat terbang dari negara-negara Blok Barat dan Timur, senjata api, senjata tajam, mesin pesawat, radar, bom atau roket, parasut dan patung-patung tokoh TNI Angkatan Udara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar