Minggu, 26 Desember 2010

program kerja mpk

PROGRAM KERJA MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)
OLEH :M.KHOERUZZAMAN
PROGRAM KERJA MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)
PROGRAM POKOK
PEMILIHAN KETUA OSIS
TUJUAN : MEMILIHCALON KETUA OSIS BARU,REGENERASI OSIS SMAN 1 MOGA
WAKTU : NOVEMBER 2010
TEMPAT :LAB KIMIA SMA N 1 MOGA
MENERIMA /MENOLAK LPJ PENGURUS OSIS MASA JABATAN 2009/2010
TUJUAN :PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROGRAM KERJA KEPENGURUSAN OSIS MASA JABATAN 2009/2010
WAKTU : NOVEMBER 2010
TEMPAT :LAB KIMIA SMA N 1 MOGA
















































PROGRAM KERJA MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)
LATIHAN MPK DAN OSIS
TUJUAN : PERKENALAN ORGANISASI MPK DAN REGENERASI ANGGOTA MPK
WAKTU : MENYESUAIKAN
PEMILIHAN CALON KETUA UMUM MPK BARU
TUJUAN : REGENERASI DAN PEMILIHAN KETUA MPK MASA JABATAN 2010/2011
WKATU : NOVEMBER 2010
TEMPAT : SMAN 1 MOGA
LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN (LDK) PENGURUS OSIS DAN MPK
TUJUAN : MELATIH ANGGOTA TERPILIH TENTANG KEPEMIMPINAN DAN KE ORGANISASIAN
WAKTU : MENYESUAIKAN
TEMPAT : MENYESUAIKAN

PROGRAM KERJA MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)
SERAH TERIMA JABATAN KEPENGURUSAN MPK MASA JABATAN 2009/2010 KEPADA PENGURUS BARU
TUJUAN : MERESMIKAN DAN AWAL TUGAS PENGURUS MPK BARU
WAKTU : NOVEMBER 2010
TEMPAT : SMAN 1 MOGA
MELAKSANAKAN FUNGSI PENGAWASAN TERHADAP KEGIATAN KEPENGURUSAN OSIS SMA N 1 MOGA
TUJUAN : MELAKSANAKAN TUGAS MPK TERHADAP KENGURUSAN OSIS
WAKTU : SELAMA MASA JABATAN
TEMPAT : SMAN 1 MOGA
PERKRUTAN ANGGOTA BARU PENGURUS MPK MASA JABATAN 2010/2011
TUJUAN : REORGANISASI KEPENGURUSAN MPK SMA N 1MOGA
WAKTU : AKHIR SEPTEMBER 2010
TEMPAT : SMAN 1 MOGA


PROGRAM KERJA MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)
MENYUSUN AD / ART BERSAMA PENGURUS OSIS
TUJUAN : MERANCANG AD / ART GUNA DASAR KEORGANISASIAN KEPENGURUSAN OSIS DAN MPK MASA JABATAN 2010/2011
WAKTU : DESEMBER 2010
TEMPAT : SMAN 1 MOGA
PEMBAGIAN ANGKET ASPIRASI KEPADA SISWA SMAN 1 MOGA
TUJUAN : MEMBERI KESEMPATAN KEPADA SISWA UNTUK BERPENDAPAT
WAKTU : 1 BULAN SE KALI
TEMPAT : SMAN 1 MOGA
PROGRAM KERJA MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)
PENYALURAN ASPIRASI SISWA ( RAPAT PENGURUS MPK DAN OSIS)
TUJUAN : PEMBAHASAN ASPIRASI / PENDAPAT SISWA SMAN 1 MOGA
WAKTU : SABTU TERAKHIR TIAP BULAN
TEMPAT : SMAN 1MOGA
PEMBUATAN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM KERJA OSIS SMAN 1 MOGA
TUJUAN : PEDOMAN DAN ACUAN DALAM PEMBUATAN PROGRAM KERJA OSIS
WAKTU : NOVEMBER 2010
TEMPAT : SMAN 1MOGA
PROGRAM KERJA MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)
PROGRAM RUTIN
RAPAT KOORDINASI PENGURUS
TUJUAN : SEBAGAI PELAKSANAAN DARI PROGRAM KERJA POKOK PENGURUS MPK
WAKTU : SABTU PERTAMA (4 BULAN SE KALI )
TEMPAT : SMAN 1 MOGA
RAPAT KOORDINASI KOMISI
TUJUAN : MENGKOORDINASI SUBSIE MASING-MASING
WAKTU : SABTU KE 3 ( 2 BULAN SEKALI )
TEMPAT : SMAN 1 MOGA
RAPAT BERSAMA PENGURUS OSIS
TUJUAN : MEBAHAS KEGIATAN YANG AKAN DI KERJAKAN OLEH PENGURUS OSIS
WAKTU : MENYESUAIKAN
TEMPAT : SMAN 1MOGA
PROGRAM KERJA MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)
RAPAT BESAR PENGURUS MPK OSIS DENGAN DEWAN GURU
TUJUAN : MEMBAHAS KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN OLEH MPK OSIS
WAKTU : AKHIR SEMESTER
TEMPAT : LAB KIMI
PEMBAGIAN ANGKET ASPIRASI KEPADA SISWA SMAN 1 MOGA
TUJUAN : MEMBERI KESEMPATAN KEPADA SISWA UNTUK BERPENDAPAT
WAKTU : 1 BULAN SE KALI
TEMPAT : SMAN 1 MOGA
PENARIKAN IURAN MPK KEPADA SISWA ( KELAS X DAN XII ) DAN ANGGOTA

PROGRAM KERJA MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)
PENARIKAN IURAN MPK KEPADA SISWA ( KELAS X DAN XII ) DAN ANGGOTA
TUJUAN : SEBAGAI SUMBER DANA SELURUH PELAKSANAAN KEGIATAN
WAKTU : SETIAP BULAN ( MULAI DESEMBER )
TEMPAT : SMAN 1 MOGA
PROGRAM KERJA MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)

LAPO RAN PERJALANAN KE OBJEK WISATA CANDI BOROBUDUR SMA NEGERI 1 MOGA TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

LAPO RAN PERJALANAN
KE
OBJEK WISATA CANDI BOROBUDUR
SMA NEGERI 1 MOGA
TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

Karya tulis ini disusun sebagai laporan hasil perjalanan ke objek wisata di daerah Yogyakarta & sekitarnya untuk memenuhi tugas akhir semester genap kelas VIII tahun pelajaran 2009 / 2010







Disusun oleh :
1. M. KHOERUZZAMAN



PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA DAERAH
SMA NEGERI 1 MOGA
TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
LAPORAN HASIL PERJALANAN


A. LOKASI
Candi Borobudur terletak di kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Twngah. Candi ini dan kota Magelang terletak di sebelah selatan + 15 km dalam jarak lurus. Dataran Kedu yang berbukit, hampir seluruhnya dilingkari pegunungan. Gunung yang melingkari candi Borobudur antara lain : sebelah timur terdapat gunung Merbabu dan gunung Merapi, barat laut Sumbing dan gunung Sindoro, dan keempat gunung tersebut hanya gunung Merapi yang masih aktif sebagai gunung berapi. Di sebelah utara terdapat gunung Tidar, walaupun tidak sebesar gunung tersebut di atas namun gunung ini terkenal dengan sebutan “Pakuning Tanah Jowo”. Sedang sebelah selatan terdapat pegunungan Menoreh, bila dilihat dari candi Borobudur, puncak-puncak yang menjulang tinggi, nampak serupa dengan seseorang yang sedang tidur terlentang membujur dari timur ke barat. Lekukan-lekukan pegunungan itu seolah menggambarkan kepala lengkap dengan hidung, bibir dan dagu juga bagian perut samapi kaki. Karena keadaan seperti itulah maka cerita rakyat berkembang bahwa yang sedang tidur terlentang itu adalah GUNADHARMA, yaitu ahli bangunan yang menurut kepercayaan telah berhasil enciptakan candi Borobudur dan menjaganya sambil mengawasi ciptaannya dari masa ke masa.b disebelah selatan candi Borobudur terdapat candi Pawon dan candi Mendut.
Cadi Pwon, mempunyai bilik, didalamnya tak terdapat satu petungpun juga tidak diketahui Dewa siapa yang dipuja. Oleh karena itu tidak dapat dipastikan apa fungsi candi pawon dalam hubungannya dengan candi Borobudur. Dimungkinkan candi Pawon sebagai tempat istirahat dalam perjalanan ziarah, karena letak candi ini di antara candi Mendud dan candi Borobudur.
Candi Mendut sebagai tempat pemujaan. Di dalam bilik terdapat sebuah patung Budha (besar) yang menggambarkan sang Budha sedang duduk di atas singasana, sikap tangan menggambarkan saat ia pertama kali memberikan wejangan di taman Rusa. Patung tersebut diapit oleh pengiringnya yakni AWALQKITESWARA dan WAJRAPANI.
Candi Borobudur terletak paling barat diantara tiga candi tersebut.

Denah candi Borobudur, lengkap dngan posisi stupa yang berada pada teras LII dan III, serta dinding langkan tingkat I –v dan juga gapura serta tangga naik turu pada keempat sisinya (timur, selatan, barat dan utara).

B. NAMA, ARTI dan FUNGSI
Mengenai arti dan nama candi Borobudur sampai sekarang memang belum jelas. Namun menurut Soesirman,Drs dalam bukunya “Borobudur salah satu keajaiban dunia” menjelaskan antar lain sebagai berikut.
Nama Borobudur berasal dari gabungan kata-kata Boro dan Budur, Boro berasal dari kata sanskerta “vihara” yang berarti komplek candi dan bihara atau juga asrama(menurut Poerbatjaraka dan Stutterheim). Sedangkan Budur dalam bahasa Bali “Beduhur” yang artinya atas. Jadi nama Borobudur berarti asrama! Bihara (klompok candi yang terletak di atas bukit).
Memang dihalaman barat laut dari candi Borobudur sewaktu diadakan penggalian ditemukan sisa-sisa bekas sebuah bangunan yang dimungkinkan bangunan bihara. Pendapat lain dikemukakan oleh Casparis berdasarkan prasasti Sri Kahulunan (842 M). Di dalam prasasti tersebut terdapat nama sebuah kuil “Bhumisambhara” yangmenurutnya nama itu tidak lengkap. Agaknya masihada lagi sepatah kata untuk “gunung” dibelakangnya, sehingga nama seluruhnya seharusnya “Bhumisambhara Budhara”. Dan kata inilah akhirnya terjadi nama Borobudur.
Masih banyak lagi teori-teori dari para ahli tentang arti nama Borobudur. Borobudur adalah bangunan umat Budha. Di India bangunan yang berhubungan dengan ajaran Budha disebut stupa, ialah bangunan yang berbentuk kubah berdiri di atas sebuah lapik dan diberi payng di atasnya. Adapun arti dari pada stupa itu adalah :
• sebagaim tempat penyimpan relief (peninggalan-peninggalan) yang dianggap suci benda-benda, pakaian, tulang belulang sang Budha, arhat dan bhiksu terkemuka), dinamakan juga Dhatu grabha (Dagoba).
• Sebagai tanda peringatan dan penghormatan sang Bhuda.
• Sebagai lambang suci umat Bhuda.

Bangunan Borobudur pada hakekatnya adalah stupa juga yang karena mengalami perkembangan yang lama, mempunyai bentuk arsitektur yang lain dan pada yang terdapat di negara-negara penganut Budha lainnya.
Pada piagam dan tahun 842 M, ada terdapat kalimat “Kamulan Bhumisambhara”, kamulan berasal dari kata sansekerta mula sedangkan Bhumisambhana diartikan menjadi Borobudur. Dengan demikian bangunan Borobudur menurut Casparis adalam tempat pemujaan atau penghormatan nenek moyang dari Wangsa Syailendra.

C. BENTUK

Candi Borobudur adalah salah satu dari 7 keajaiban dunia yang dikenal sampai sekarang, setiap bangunan candi Borobudur mengandung arti dan makna yang tersimpan dan banyak juga mengandung nilai-nilai sejarah yang tinggi. Contohnya dari bangunan patung singa berarti yang berada pada halaman sisi barat ang juga menghadap ke barat, seiolah-olah sedang menjaga bangunan candi yang megah dan bagus itu.
Begitu juga dengan stupa induk yang berada di tengah-tengah dan paling atas, merupakan ahkota penghias bangunan candi Borobuduryang anggun dan mempesona. Nampak juga stupa berlubang yang pada bagian dalamnya terdapat patung Budha, stupa teras II dan teras II, sedangkan stupa teras I tidak terlihat. Dari situlah kita dapat mengambil makna bahwa sungguh besar keagungan Tuhan ini

Museum Dirgantara Mandala
Museum ini terletak di ujung utara Kabupaten Bantul perbatasan dengan Kabupaten Sleman tepatnya di komplek Pangkalan Udara TNI-AU Adisucipto Yogyakarta. Museum ini banyak menampilkan sejarah kedirgantaraan bangsa Indonesia serta sejarah perkembangan angkatan udara RI pada khususnya. Selain terdapat diorama
juga terdapat bermacam-macam jenis pesawat yang dipergunakan pada masa perjuangan. Beberapa model dari pesawat tersebut adalah milik tentara jepang yang digunakan oleh angkatan udara Indonesia

Keberadaan Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala berdasarkan atas gagasan dari Pimpinan TNI AU untuk mengabadikan dan mendokumentasikan segala kegiatan dan peristiwa bersejarah di lingkungan TNI AU. Hal tersebut telah lama dituangkan dalam Keputusan Menteri/ Panglima Angkatan Udara No. 491, tanggal 6 Agustus 1960 tentang Dokumen dan Museum Angkatan Udara. Setelah mengalami proses yang lama, pada tanggal 21 April 1967, gagasan itu dapat diwujudkan dan organisasinya berada di bawah Pembinaan Asisten Direktorat Budaya dan Sejarah Menteri Panglima Angkatan Udara di Jakarta. Berdasarkan Instruksi Menteri/ Panglima Angkatan Udara Nomor 2 tahun 1967, tanggal 30 Juli 1967 tentang peningkatan kegiatan bidang sejarah, budaya, dan museum, maka Museum Angkatan Udara mulai berkembang dengan pesat. Berkat perhatian yang besar, baik dari Panglima Angkatan Udara maupun Panglima Komando Wilayah Udara V (Pang Kowilu V), pada tanggal 4 April 1969 Museum Pusat TNI AU yang berlokasi di Markas Komando Udara V, di Jalan Tanah Abang Bukit Jakarta, diresmikan oleh Panglima Angkatan Udara Laksamana Roesmin Noerjadin.

Berdasarkan berbagai pertimbangan bahwa kota Yogyakarta pada periode 1945-1949 mempunyai peranan penting dalam sejarah, yaitu tempat lahirnya TNI AU dan pusat kegiatan TNI AU, serta merupakan kawah Candradimuka bagi Kadet Penerbang/ Taruna Akademi Angkatan Udara. Berdasarkan Keputusan Kepala Staf TNI AU Nomor Kep/11/IV/1978, museum yang semula berkedudukan di Jakarta, kemudian dipindahkan ke Yogyakarta. Selanjutnya, berdasarkan Surat Keputusan Kepala Staf TNI AU Nomor Skep/04/IV/1978 tanggal 17 April 1978, museum yang berlokasi di Kampus Akabri Bagian Udara itu ditetapkan oleh Marsekal TNI Ashadi Tjahyadi menjadi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, pada tanggal 29 Juli 1978 yang bertepatan dengan peringatan Hari Bhakti TNI AU. Perkembangan selanjutnya, museum itu tidak dapat menampung lagi koleksi alutsista yang ada karena lokasinya yang sukar dijangkau oleh umum dan kendaraan. Oleh karena itu, Pimpinan TNI AU memutuskan untuk memindahkannya ke gedung bekas pabrik gula di Wonocatur Lanud Adisucipto. Sebelum pemindahan dilakukan gedung itu direhabilitasi untuk dijadikan Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala. Pada tanggal 17 Desember 1982, Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi menandatangani prasasti sebagai bukti dimulainya rehabilitasi gedung itu.

Penggunaan dan pembangunan kembali gedung bekas pabrik gula itu diperkuat dengan Surat Perintah Kepala Staf TNI AU Nomor Sprin/05/IV/1984, tanggal 11 April 1984. Dalam rangka memperingati Hari Bhakti TNI AU, tanggal 29 Juli 1984, Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Sukardi meresmikan gedung yang sudah direhabilitasi itu sebagai gedung Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala. Lokasi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala itu berada di Pangkalan Udara Adisucipto, di bawah Sub Dinas Sejarah, Dinas Perawatan Personel TNI AU, Jakarta.

Bangunan, Gedung Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala yang ditempati sekarang adalah bekas pabrik gula Wonocatur pada zaman Belanda, sedangkan pada zaman Jepang digunakan untuk gudang senjata dan hanggar pesawat terbang.

Koleksi, Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala memamerkan benda-benda koleksi sejarah, antara lain : koleksi peninggalan para pahlawan udara, diorama, pesawat miniatur, pesawat terbang dari negara-negara Blok Barat dan Timur, senjata api, senjata tajam, mesin pesawat, radar, bom atau roket, parasut dan patung-patung tokoh TNI Angkatan Udara.

Prinsip dan Teknik Pengawetan Makanan ( Pangan )

NAMA : M.KHOERUZZAMAN
KELAS : XII.IPA 1
NIS :2856

Prinsip dan Teknik Pengawetan Makanan ( Pangan )


Agar dapat berjalan, setiap reaksi kimiawi dan enzimatis membutuhkan kondisi lingkungan yang optimum (misalnya suhu, pH, konsentrasi garam, ketersediaan air, kofaktor dan faktor lainnya). Sebagai contoh, mikroorganisme memerlukan semua kondisi yang optimum untuk berlangsungnya reaksi kimiawi dan enzimatis, dan juga membutuhkan karbon, sumber nitrogen, beragam mineral, dan ada atau tidak ada oksigen (aerobik/anaero-bik), beberapa vitamin dan sebagainya.

Kehilangan mutu dan kerusakan pangan disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. pertumbuhan mikroba yang menggunakan pangan sebagai substrat untuk memproduksi toksin didalam pangan;
2. katabolisme dan pelayuan (senescence) yaitu proses pemecahan dan pematangan yang dikatalisis enzim indigenus;
3. reaksi kimia antar komponen pangan dan/atau bahan-bahan lainnya dalam lingkungan penyimpanan;
4. kerusakan fisik oleh faktor lingkungan (kondisi proses maupun penyimpanan) dan
5. Kontaminasi serangga, parasit dan tikus.


Untuk mengontrol kerusakan kita harus membuat kondisi yang dapat menghambat terjadinya reaksi yang tidak dikehendaki. Secara umum, penyebab utama kerusakan produk susu, daging dan unggas adalah mikroorganisme sementara penyebab utama kerusakan buah dan sayur pada tahap awal adalah proses pelayuan (senescence) dan pengeringan (desiccation) yang kemudian diikuti oleh aktivitas mikroorganisme. Prinsip pengawetan pangan ada tiga, yaitu:
1. Mencegah atau memperlambat kerusakan mikrobial;
2. Mencegah atau memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan; dan
3. Mencegah kerusakan yang disebabkan oleh faktor lingkungan termasuk serangan hama. Mencegah atau memperlambat kerusakan mikrobial dapat dilakukan dengan cara:
o mencegah masuknya mikroorganisme (bekerja dengan aseptis);
o mengeluarkan mikroorganisme, misalnya dengan proses filtrasi;
o menghambat pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme, misalnya dengan penggunaan suhu rendah, pengeringan, penggunaan kondisi anaerobik atau penggunaan pengawet kimia;
o membunuh mikroorganisme, misalnya dengan sterilisasi atau radiasi.
Mencegah atau memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan dapat dilakukan dengan cara destruksi atau inaktivasi enzim pangan, misalnya dengan proses blansir dan atau dengan memperlambat reaksi kimia, misalnya mencegah reaksi oksidasi dengan penambahan anti oksidan.

Pengolahan (pengawetan) dilakukan untuk memperpanjang umur simpan (lamanya suatu produk dapat disimpan tanpa mengalami kerusakan) produk pangan. Proses pengolahan apa yang akan dilakukan, tergantung pada berapa lama umur simpan produk yang diinginkan, dan berapa banyak perubahan mutu produk yang dapat diterima. Berdasarkan target waktu pengawetan, maka pengawetan dapat bersifat jangka pendek atau bersifat jangka panjang.

Pengawetan jangka pendek dapat dilakukan dengan beberapa cara misalnya penanganan aseptis, penggunaan suhu rendah (<20°C), pengeluaran sebagian air bahan, perlakuan panas ‘ringan’, mengurangi keberadaan udara, penggunaan pengawet dalam konsentrasi rendah, fermentasi, radiasi dan kombinasinya.

Penanganan aseptis merupakan proses penanganan yang dilakukan dengan mencegah masuknya kontaminan kimiawi dan mikroorganisme kedalam bahan pangan, atau mencegah terjadinya kontaminasi pada tingkat pertama. Penanganan produk dilakukan untuk mencegah kerusakan produk yang bisa menyebabkan terjadinya pengeringan (layu), pemecahan enzim alami dan masuknya mikroorganisme.

Penggunaan suhu rendah bertujuan untuk memperlambat laju reaksi kimia, reaksi enzimatis dan pertumbuhan mikroorganisme tanpa menyebabkan kerusakan produk. Beberapa perubahan kimia seperti terjadi pada tepung, sereal, biji-bijian, minyak disebabkan oleh keberadaan air. Air dibutuhkan mikroorganisme untuk mempertahankan hidupnya. Pengeluaran sebagian kandungan air bahan melalui proses pemekatan atau pengeringan akan menurunkan laju reaksi kimiawi, enzimatis maupun mikrobial.

Perlakuan panas ringan (pasteurisasi dan blansir) dilakukan pada suhu <100°C. Proses blansir akan merusak sistem enzim dan membunuh sebagian mikroorganisme. Tetapi, sebagian besar mikroorganisme tidak dapat dihancurkan oleh proses blansir. Pasteurisasi menggunakan intensitas suhu dan waktu pemanasan yang lebih besar daripada blansir.

Pasteurisasi akan menginaktifasi enzim, membunuh mikroorganisme patogen (penyebab peyakit) dan sebagian mikroorganisme pembusuk. Beberapa reaksi penyebab kerusakan pangan dipicu oleh oksigen. Reaksi kimiawi seperti oksidasi lemak (ketengikan) yang terjadi pada minyak sayur, biji-bijian, buah-buahan, sayuran, susu, daging dan reaksi pencoklatan pada buah dan sayur dapat diperlambat dengan mengurangi kehadiran oksigen.

Penggunaan pengawet dengan konsentrasi rendah dan proses fermentasi juga merupakan cara yang dapat dilakukan untuk pengawetan temporer. Gula, garam, asam dan SO2 menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Asam laktat yang dihasilkan selama proses fermentasi akan menghambat pertumbuhan kapang dan kamir. Pemaparan pangan dengan radiasi elektromagnetik bisa merusak atau menghambat beberapa mikroorganisme dan sistim enzim alami tanpa perubahan nyata pada kualitas produk.

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk pengawetan jangka panjang adalah pemanasan pada suhu tinggi (?100°C), penggunaan pengawet kimia, pengeringan, pengeluaran udara (pemvakuman), pembekuan dan kombinasi proses. Pemanasan pada suhu tinggi yang dilakukan bersama-sama dengan pengemasan yang bisa mencegah rekontaminasi, dapat menghambat/merusak mikroorganisme dan enzim.

Penggunaan gula atau garam dengan konsentrasi yang tinggi akan menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan reaksi enzimatis, seperti yang dilakukan pada pembuatan jeli dan dendeng. Pengawet alami seperti etanol, asam asetat dan asam laktat yang dihasilkan oleh mikroorganisme terpilih selama proses fermentasi bisa menghambat pertumbuhan mikroorga-nisme pembusuk. Penambahan pengawet seperti asam benzoat dan asam propionat juga berfungsi menghambat mikroorganisme secara selektif.

Proses pengeringan akan mengeluarkan air dan menyebabkan peningkatan konsentrasi padatan terlarut didalam bahan pangan. Kondisi ini akan meningkatkan tekanan osmotik didalam bahan, sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan memperlambat laju reaksi kimia maupun enzimatis.

Penghilangan udara akan mengeluarkan semua oksigen sehingga mencegah berlangsungnya reaksi kimiawi dan enzimatis yang dipicu oleh oksigen, juga menghambat pertumbuhan mikroorganisme aerobik.

Perlakuan pembekuan (freezing) secara signifikan akan memperlambat laju reaksi kimiawi dan enzimatis serta menghambat aktivitas mikroorganisme. Proses pengawetan biasanya dilakukan dengan mengkombinasikan beberapa metode pengawetan. Sebagai contoh, pembuatan susu pasteurisasi yang ditujukan untuk pengawetan jangka pendek dilakukan dengan kombinasi proses pemanasan ringan (pasteurisasi), pengemasan dan penyimpanan pada suhu rendah (refrigerasi).

Proses pengalengan yang ditujukan untuk pengawetan jangka panjang, dilakukan dengan melibatkan proses pengeluaran udara, pengemasan, pengaturan pH dan penggunaan suhu tinggi (sterilisasi). Juga penting diperhatikan penggunaan \ wadah (container) dan kemasan yang dapat melindungi produk dari mikroorganisme untuk menghindari terjadinya rekontaminasi selama penyimpanan.

PATAH TULANG DAN PEMBIDAIAN

PATAH TULANG DAN PEMBIDAIAN
• PATAH TULANG
Cedera otot rangka
Alat gerak yang terdiri dari,
Tulang, sendi, jaringan ikat,
Dan otot pada manusia
Sangatlah penting.
Gangguan yang terjadi
Yaitu Patah tulang…
• Penyebabnya :
Cedera dapat terjadi
sebagai akibaat dari :
1. Gaya langsung
2. Gaya tidak langsung
3. Gaya puntir
(sering terjadi pada
lengan)
Gejala dan tanda patah Tulang
1. Terjadi perubahan betuk pada anggota badan yang patah. Sering merupakan satu2nya tanda yang terlihat.ara yang paling baik menentukannya adalah dangan memebandingkannya dangan sisi yang sehat.
2. Nyeri di daerah yang patah dan kaku pada saat ditekan / bila digerakkan.
3. Bengkak, disertai memar
4. Terdengar suara bergerak pada daearah yang patah
5. Terlihat bagian tulang yang patah pada luka.
• Pembagian patah tulang
berdasarkan kedaruratan
Nya.dibedakan menjadi :
1. Patah tulang terbuka
2. Patah tulang tertutup
3. Yang membedakannya
adalah lapisan kulit di atas
bagian yang patah.Pada
patah tulangterbuka, kulit
di daerah yang patah
terluka.Pada kasus yang
berat bagian tulang yang
patah terlihat dari luar.
• Pembidaian
Penanganan patah tulang
yang paling utama adalah
pembidaian.
Pembidaian adalah
Berbagai tindakan dan upya
untuk mengistirahatkan bgn
yang patah.
• Tujuan pembidaian
1. Mencegah pergerakan dari ujung tulang yang patah.
2. Mengurangi terjadinya cedera baru disekitar bagian tulang yang patah.
3. Memberi istirahat pada anggota badan yang patah.
4. Mengurangi rasa nyeri.
5. Mempercepat penyembuhan.
• Beberapa macam jenis bidai
1. Bidai keras.
umumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastik / bahan lain yangkuat dan ringan.contoh : bidai kayu, bidai udara, bidai fakum.
2. Bidai traksi.
`bidai bentuk jadi dan berfariasi tergantung dari pembuatannya (hanya dipergunakan oleh tenaga yang terlatih khusus).contoh : bidai traksi tulang paha.
3. Bidai improvisasi.
bidai yang dibuat dari bahan yng cukup kuat dan ringan untuk penopang.(pembutannya tergantung dari bahan yg ada).
4. Gendongan / belat dan bebat.
menggunakan pembalut umumnya dipakai mitela dan memen faatkan tubuh penderita sbg sarana untuk menghentikan pergerakanpada daerah cedera.Contoh : gendongan lengan.

• Pedoman umum pembidaian
1. Sedapat mungkin beritahukan rencana pebidaian kpd penderita.
2. Sebelum membidai paparkan seluruh bgn yang cedera (rawat pendarahan bila ada)
3. Selalu buka pakaian pada daerah sendi sebelum membidai, buka perhiasan didaerah patah/ bgn distalnya.
4. Nilai gerakan senseasi-sirkulasi (GSS) pada bgn distal cedera sebelum melakukan pembidaian.
5. Siapkan alat2 selengkapmya.(jangan berupaya merubah posisi bagian yang cidera, upaayakan membidai pada posisi pertama di temukannya korban)
6. Jangan berusaha memasukkan bagian tulang yang patah.
7. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah.
8. Bila cedera terjadi pada sendi, bidai kedua tulang yang mengapit sendi tersebut.Upayakan juga membidai sendi distalnya.
9. Lapisi bidai dengan bahan yang lunak.
10. Isi bagian yang kosong antara tubuh dengan bidai.
11. Ikatan jangan terlalu keras dan jangan terlalu longgar.
12. Ikatan harus cukup jumlah nya, dimulai dari sendi yang banyak bergerak, lalu sendi atas dari tulang yang patah.
13. Selesai dilakukan, lakukan GSS kembali
14. Jangan membidai berlebihan.

PERTANIAN

NAMA : M/KHOERUZZAMAN
KELAS : XII.IPA 1
NO ABSEN :
Tehnik dan Teknologi Pengawetan pada Makanan - Pendinginan, Pengasapan, Pengalengan, Pengeringan, Pemanisan dan Pengasinan
Untuk mengawetkan makanan dapat dilakukan beberapa teknik baik yang menggunakan teknologi tinggi maupun teknologi yang sederhana. Caranya pun beragam dengan berbagai tingkat kesulitan, namun inti dari pengawetan makanan adalah suatu upaya untuk menahan laju pertumbuhan mikro organisme pada makanan. Berikut adalah beberapa teknik standar yang telah dikenal secara umum oleh masyarakat luas dunia.
1. Pendinginan
Teknik ini adalah teknik yang paling terkenal karena sering digunakan oleh masyarakat umum di desa dan di kota. Konsep dan teori dari sistem pendinginan adalah memasukkan makanan pada tempat atau ruangan yang bersuhu sangat rendah. Untuk mendinginkan makanan atau minuman bisa dengan memasukkannya ke dalam kulkas atau lemari es atau bisa juga dengan menaruh di wadah yang berisi es.
Biasanya para nelayan menggunakan wadah yang berisi es untuk mengawetkan ikan hasil tangkapannya. Di rumah-rumah biasanya menggunakan lemari es untuk mengawetkan sayur, buah, daging, sosis, telur, dan lain sebagainya. Suhu untuk mendinginkan makanan biasa biasanya bersuhu 15 derajat celsius. Sedangkan agar tahan lama biasanya disimpan pada tempat yang bersuhu 0 sampai -4 derajat selsius.
2. Pengasapan
Cara pengasapan adalah dengan menaruh makanan dalam kotak yang kemudian diasapi dari bawah.
Teknik pengasapan sebenarnya tidak membuat makanan menjadi awet dalam jangka waktu yang lama, karena diperlukan perpaduan dengan teknik pengasinan dan pengeringan.
3. Pengalengan
Sistem yang satu ini memasukkan makanan ke dalam kaleng alumunium atau bahan logam lainnya, lalu diberi zat kimia sebagai pengawet seperti garam, asam, gula dan sebagainya. Bahan yang dikalengkan biasanya sayur-sayuran, daging, ikan, buah-buahan, susu, kopi, dan banyak lagi macamnya. Tehnik pengalengan termasuk paduan teknik kimiawi dan fisika. Teknik kimia yaitu dengan memberi zat pengawet, sedangkan fisika karena dikalengi dalam ruang hampa udara.
4. Pengeringan
Mikro organisme menyukai tempat yang lembab atau basah mengandung air. Jadi teknik pengeringan membuat makanan menjadi kering dengan kadar air serendah mungkin dengan cara dijemur, dioven, dipanaskan, dan sebagainya. Semakin banyak kadar air pada makanan, maka akan menjadi mudah proses pembusukan makanan.
5. Pemanisan
Pemanisan makanan yaitu dengan menaruh atau meletakkan makanan pada medium yang mengandung gula dengan kadar konsentrasi sebesar 40% untuk menurunkan kadar mikroorganisme. Jika dicelup pada konsenstrasi 70% maka dapat mencegah kerusakan makanan. Contoh makanan yang dimaniskan adalah seperti manisan buah, susu, jeli, agar-agar, dan lain sebagainya.
6. Pengasinan
Cara yang terakhir ini dengan menggunakan bahan NaCl atau yang kita kenal sebagai garam dapur untuk mengawetkan makanan. Tehnik ini disebut juga dengan sebutan penggaraman. Garam dapur memiliki sifat yang menghambat perkembangan dan pertumbuhan mikroorganisme perusak atau pembusuk makanan. Contohnya seperti ikan asin yang merupakan paduan antara pengasinan dengan pengeringan.

laporan kerja

LAPORAN KERAJA PRAKTIKUM KIMIA

I. Judul :pengamatan pada paku atau besi
II. Tujuan :
• Manetahui kecepatan perkaratan pada paku (besi) dalam berbagai zat.
• Menganalisis fakotr-faktor yang mempengaruhi perkaratan pada logam (besi).


III. Landasan teori :
Korosi atau yang sering kita kenal dengan nama perkaratan yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.sebagai contoh adalah: pagar rumah yang dibuat dari besi, lama kelamaan pagar tersebut akan mengalami perkaratan.
Apakah sebenarnya perkaratan atau korosi itu?perkaratan merupakan proses oksidasi reduksi dari logam, dimana logam yang mengalami korosi akan bertindak sebagai anoda, sedangkan zat yang bereakis dengan logam mengalami reduksi.
Semakin negative harga potensial elektroda suatu logam, semakin mudah pula logam tersebut mengalami perkaratan. Kecualibeberapa logam seperti Al dan Zn. Hal ini oksidasi aluminnium atau seng yang terbentuk melekat pada logam bagian dalam dan akan melindungi logam dari proses korosi berikutnya.
Peristiwa korosi yang paling sering kita temukan adalah perkaratan besi. Zat apakah yang sebenarnya bereaksi dengan logam?terutama pada besi, sehingga dapat mengalami korosi?
Jawaban tersebut dapat kita ketahui melakukan sejumlah percobaan berikut;

IV. Alat dan Bahan :
\Alat – alat :
1. Gelas (8 buah).
2. Paku baru (8 buah).

Bahan – bahan :
1. Minyak goreng.
2. Cat tembok.
3. Air garam.
4. Air cuka.
5. Kapas kering.
6. Air putih.
7. Air sabun.
V. Cara kerja :
1. Menyiapkan alat – alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Mengisi gelas – gelas dengan bahan – bahan yang telah disediakan. Sehingga terdapat 8 buah gelas ( 7 buah berisi bahan dan 1 buah dikosongakan).
3. Memasukkan satu paku pada masing – gelas kosong yang sebelumnya telah berisi bahan – bahan (cairan), seperti air, minyak dll. Pada masing – masing gelas.
4. Gelas – gelas selanjutnya ditarung di tempat yang sama.
5. setelah itu, mengamati perubahan atau pengaratan pada paku selama beberapa hari.
Berikut table / data pengamatan dari hari ke-1 s.d 11.

No Gelas Bahan Mulai muncul perkaratan pada hari ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 1 Kering. t t t a a a a a a a a
2 2 Minyak goreng. t t t t t t t t t t t
3 3 Cat. t t t t t t t t t t t
4 4 Air garam. t a a a a a a a a a a
5 5 Air cuka. t t t t t t t t t t t
6 6 Kapas kering. t t t t t t t t t t t
7 7 Air. a a a a a a a a a a a
8 8 Air sabun. a a a a a a a a a a a


Keterangan dari table :
t = tidak terjadi pengaratan.
a = terjadi pengaratan.
Mulai pengamatan tanggal : 20 November 2010.
Akhir pengamatan tanggal : 30 November 2010.

VI. Hasil pengamatan :
Pada gelas no 1, tiga hari berturut – turut paku belum mengalami perkaratan. Setelah hari berikutnya,mulai muncul sedikit pengkaratan. Hal ini disebabkan karena paku berreaksi dengan udara, sehingga lama kelamaan akan muncul suatu senyawa baru yang berupa karat.
Dan udara yang menyebabkan adanya karat ini adalah gas oksigen (O2).




















VII. Kesimpulan :
Korosi yaitu suatu proses oksidasi reduksi dari logam dan oksigen, dengan logam sebagai anoda dan oksigen (O2) sebagai katoda.yang nantinya akan membentuk senyawa, contohnya adalah : Fe2O3 H2O. yang disebut karat pada besi.perkaratan akan lebih cepat didalam media yang berupa air, air garam, dan air sabun. Yang disebabkan besi terkontak langsung dengan O2.
Perkaratan itu sendiri dapat dihindari atau dicegah dengan melapisi logam menggunakan cat, atau dapat juga menggunakan pelumas. Sehingga logam dapat terhalang dari kontak langsung dengan okisigen (O2).





















LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
PENGAMATAN KOROSI PADA LOGAM,













NAMA :
1. M.khoeruzzaman.
2. Sendro wahono.
3. Rohmatul aziz.
4.Asep syarifudin.
KELAS :
XII.IPA 1
1.



SMA NEGERI 1 MOGA
Jalan Camping Sight Banyumudal Moga Telepone (0284) 583449
PEMALANG 52354

program kerja mpk

PROGRAM KERJA MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)
OLEH :M.KHOERUZZAMAN
PROGRAM KERJA MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)
PROGRAM POKOK
PEMILIHAN KETUA OSIS
TUJUAN    : MEMILIHCALON KETUA OSIS BARU,REGENERASI OSIS SMAN 1 MOGA
WAKTU    : NOVEMBER 2010
TEMPAT    :LAB KIMIA SMA N 1 MOGA
MENERIMA /MENOLAK LPJ PENGURUS OSIS MASA JABATAN 2009/2010
TUJUAN    :PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROGRAM KERJA KEPENGURUSAN OSIS MASA JABATAN 2009/2010
WAKTU    : NOVEMBER 2010
TEMPAT    :LAB KIMIA SMA N 1 MOGA
















































PROGRAM KERJA MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)
LATIHAN MPK DAN OSIS
TUJUAN        : PERKENALAN ORGANISASI MPK DAN REGENERASI ANGGOTA MPK
WAKTU        : MENYESUAIKAN
PEMILIHAN CALON KETUA UMUM MPK BARU
TUJUAN        : REGENERASI DAN PEMILIHAN KETUA MPK MASA JABATAN 2010/2011
WKATU        : NOVEMBER 2010
TEMPAT        : SMAN 1 MOGA
LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN (LDK) PENGURUS OSIS DAN MPK
TUJUAN        : MELATIH ANGGOTA TERPILIH TENTANG KEPEMIMPINAN DAN KE ORGANISASIAN
WAKTU        : MENYESUAIKAN
TEMPAT        : MENYESUAIKAN

PROGRAM KERJA MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)
SERAH TERIMA JABATAN KEPENGURUSAN MPK MASA JABATAN 2009/2010 KEPADA PENGURUS BARU
TUJUAN    : MERESMIKAN DAN AWAL TUGAS PENGURUS MPK BARU
WAKTU    : NOVEMBER 2010
TEMPAT    : SMAN 1 MOGA
MELAKSANAKAN FUNGSI PENGAWASAN TERHADAP KEGIATAN KEPENGURUSAN OSIS SMA N 1 MOGA
TUJUAN    : MELAKSANAKAN TUGAS MPK TERHADAP KENGURUSAN OSIS
WAKTU    : SELAMA MASA JABATAN
TEMPAT    : SMAN 1 MOGA
PERKRUTAN ANGGOTA BARU PENGURUS MPK MASA JABATAN 2010/2011
TUJUAN    : REORGANISASI KEPENGURUSAN MPK SMA N 1MOGA
WAKTU    : AKHIR SEPTEMBER 2010
TEMPAT    : SMAN 1 MOGA


PROGRAM KERJA MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)
MENYUSUN AD / ART BERSAMA PENGURUS OSIS
TUJUAN    : MERANCANG AD / ART GUNA DASAR KEORGANISASIAN KEPENGURUSAN OSIS DAN MPK MASA JABATAN 2010/2011
WAKTU    : DESEMBER 2010
TEMPAT    : SMAN 1 MOGA
PEMBAGIAN ANGKET ASPIRASI KEPADA SISWA SMAN 1 MOGA
TUJUAN    : MEMBERI KESEMPATAN KEPADA SISWA UNTUK BERPENDAPAT
WAKTU    : 1 BULAN SE KALI
TEMPAT    : SMAN 1 MOGA
PROGRAM KERJA MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)
PENYALURAN ASPIRASI SISWA ( RAPAT PENGURUS MPK DAN OSIS)
TUJUAN    : PEMBAHASAN ASPIRASI / PENDAPAT SISWA SMAN 1 MOGA
WAKTU    : SABTU TERAKHIR TIAP BULAN
TEMPAT    : SMAN 1MOGA
PEMBUATAN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM KERJA OSIS SMAN 1 MOGA
TUJUAN    : PEDOMAN DAN ACUAN DALAM PEMBUATAN PROGRAM KERJA OSIS
WAKTU    : NOVEMBER 2010
TEMPAT    : SMAN 1MOGA
PROGRAM KERJA MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)
PROGRAM RUTIN
RAPAT KOORDINASI PENGURUS
TUJUAN    : SEBAGAI PELAKSANAAN DARI PROGRAM KERJA POKOK PENGURUS MPK
WAKTU    : SABTU PERTAMA (4 BULAN SE KALI )
TEMPAT    : SMAN 1 MOGA
RAPAT KOORDINASI KOMISI
TUJUAN    : MENGKOORDINASI SUBSIE MASING-MASING
WAKTU    : SABTU KE 3 ( 2 BULAN SEKALI )
TEMPAT    : SMAN 1 MOGA
RAPAT BERSAMA PENGURUS OSIS
TUJUAN    : MEBAHAS KEGIATAN YANG AKAN DI KERJAKAN OLEH PENGURUS OSIS
WAKTU    : MENYESUAIKAN
TEMPAT    : SMAN 1MOGA
PROGRAM KERJA MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)
RAPAT BESAR PENGURUS MPK OSIS DENGAN DEWAN GURU
TUJUAN    : MEMBAHAS KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN OLEH MPK OSIS
WAKTU    : AKHIR SEMESTER
TEMPAT    : LAB KIMI
PEMBAGIAN ANGKET ASPIRASI KEPADA SISWA SMAN 1 MOGA
TUJUAN    : MEMBERI KESEMPATAN KEPADA SISWA UNTUK BERPENDAPAT
WAKTU    : 1 BULAN SE KALI
TEMPAT    : SMAN 1 MOGA
PENARIKAN IURAN MPK KEPADA SISWA ( KELAS X DAN XII ) DAN ANGGOTA

PROGRAM KERJA MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)
PENARIKAN IURAN MPK KEPADA SISWA ( KELAS X DAN XII ) DAN ANGGOTA
TUJUAN    : SEBAGAI SUMBER DANA SELURUH PELAKSANAAN KEGIATAN
WAKTU    : SETIAP BULAN ( MULAI DESEMBER )
TEMPAT    : SMAN 1 MOGA
PROGRAM KERJA MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)